BATAM - Geri bin Kasan, tersangka pembakaran rumah liar di Muara Takus, mengaku siap menerima hukuman. Warga negara Singapura itu mengakui kesalahannya tersebut.
Selama pemeriksaan di Sat Reskrim Polresta Barelang, Geri langsung mengakui perbuatan konyolnya itu.
"Kebakaran puluhan rumah itu akibat perbuatan saya. Tapi awalnya saya tidak bermaksud membakar rumah warga, hanya mau membakar kasut (sepatu) istri saya, Lia. Tapi tuhan berkehendak lain. Kejadian ini musibah bagi saya, apapun hukuman yang diberikan saya terima," ujar Geri saat ditemui di Markas Polresta Barelang, beberapa hari lalu.
Geri menceritakan detik-detik pertengkarannya dengan istrinya. Hingga muncul niatnya membakar sepatu milik sang istri. Geri menceritakan dua hari sebelum malam takbiran, ia datang ke Batam atas permintaan Lia, istrinya.
Geri diminta datang ke Batam untuk membayar zakat fitrah. "Saya mau bayar zakat di Singapura, tapi Lia tidak mau. Katanya bayar di Batam saja dan sekalian minta maaf ke mertua laki-laki, karena mau pulang kampung ke Palembang," ungkapnya.
Kemudian setelah itu setelah membayar zakat ia pun diminta memberikan uang 950 dolar Singapura ke mertua. "Alasanya mau pulang kampung itu. Tapi mulai dari situ, saya melihat Lia sudah ada yang aneh. Hati saya sudah mulai tidak enak rasanya, sorenya saya kembali ke Singapura. Tapi Lia entah kemana perginya," ungkap Geri.
Kemudian Lebaran, Geri kembali lagi ke Batam. "Pada hari Lebaran itu, sorenya saya sampai di Batam. Bahkan masih dijemput Lia ke Pelabuhan Batam Centre. Tidak tau apa masalahnya sampai di rumah, Lia pergi begitu saja meninggalkan saya. Padahal hari itu masih suasana lebaran, saya sabar-sabarkan saja. Rencananya, saya sehari saja di Batam. Tapi karena suasana dengan istri lagi tidak enak, makanya saya bertahan sampai hari kejadian itu," ungkap Geri.
Selama dua hari di Batam, katanya, Lia selalu bertingkah aneh. Bahkan selalu pergi dengan baju yang rapi dan tidak pulang.
Tidak tahan dengan kelakuan istrinya itu, lanjut Geri, sehari sebelum kejadian ia melihat Lia pergi dengan pakaian yang seksi dan tidak pulang.
Bahkan saat itu Lia tidak pamit dengannya. Selain itu, jelasnya, Lia pergi meninggalkannya dari rumah saat ia lagi duduk-duduk di pangkalan ojek.
"Malam sebelum kejadian itu, lia pergi meninggalkan saya dengan pakaian yang seksi. Setelah pergi, saya telepon tidak aktif handphone-nya. Malamnya baru saya pergi bawa kawan-kawan ke pujasera Golden King Bengkong, di belakang Golden Prawn. Pulang dari situlah emosi saya tidak tahan lagi, pulang paginya langsung saya bakar sepatunya. Tapi bukan bermaksud membakar rumah," tutur Geri.
Geri mengaku sempat memadamkan api, namun tak berhasil.
"Setelah banyak rumah yang terbakar, saya langsung melarikan diri ke kantor polisi. Bukan saya mau melarikan diri ke Singapura. Waktu itu saya naik tukang ojek namanya Bara, saya sempat bawa tas kecil. Tas itu isinya uang dolar, rupiah, paspor, buku nikah dan kartu kredit. Tas itu saya titip Bara saat melarikan diri ke Polsek. Sampai di Polsek, kata Bara, tas saya itu hilang. Sampai sekarang tidak ada ketemu, sepertinya Bara itu yang ambil. Waktu di Polsek, saya lihat dalam jaketnya," ungkap Geri.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar