Kabut asap menyelimuti Bandara Sultan Thaha Jambi, September tahun lalu.
Minggu (23/9/2012) pagi, beberapa jadwal penerbangan kembali dibuat kacau. Salah satunya dialami maskapai Lion Air. Sudah terbang dari Bandara Soekarno Hatta (Soetta) Jakarta, namun tidak jadi mendarat di Jambi.
Kemarin pagi, jarak pandang mencapai titik terendah dengan hanya 500 meter saja.
Muhammad Nur, Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jambi mengatakan, jarak pandang di Minggu pagi memang sangat terbatas.
Pada pukul 06.00 hanya 800 meter.
"Bahkan turun jadi 500 meter pukul 06.30-08.00," ujarnya saat ditemui di Kantor BMKG yang juga berlokasi di lingkungan Bandara Sutha Jambi.
Semakin siang, jarak pandang semakin meningkat. 900 meter pada pukul 08.30, 1.300 meter pada pukul 09.00, meningkat lagi jadi 2.500 meter pada pukul 12.00. Kondisi ini semakin baik hingga jarak pandang mencapai 5.000 meter pada pukul 13.00.
M Nur mengatakan, sejak beberapa waktu terakhir, tren perubahan jarak pandang selalu sama. Sangat minim untuk penerbangan di waktu pagi, dan semakin membaik seiring waktu yang beranjak semakin siang.
Kemudian mendekati sore hari, jarak pandang menurutnya juga semakin menurun, karena suhu menurun, dan kecepatan angin yang juga semakin rendah.
Akibat kabut asap yang tebal, Lion Air gagal mendarat. "Sempat akan divert (dialihkan) ke Palembang (Bandara Sultan Mahmud Badarudin II), tapi jarak pandang juga terbatas. Terpaksa balik lagi ke Jakarta," ujar Alzog Pendra, Manajer Operasional Bandara Sultan Thaha, Minggu (23/9/2012) sore.
Alzog mengatakan, seharusnya pesawat Lion Air yang terpaksa balik ke Jakarta tersebut, mendarat di Bandara Sutha pukul 07.30 WIB.
Namun urung dilakukan, karena jarak pandang di bawah 1.000 meter, sehingga tidak mungkin dilakukan pendaratan.
Hal ini hampir persis seperti yang terjadi beberapa hari lalu. Dimana pesawat Lion Air juga harus kembali ke Jakarta, setelah jarak pandang terlalu pendek di Jambi, dan terlalu berisiko jika dipaksakan mendarat.
Hingga berita ini diturunkan, Manajer Lion Air Jambi, Mardanus, belum berhasil dikonfirmasi. Berkali-kali dihubungi, namun nomor telepon selular yang biasanya ia gunakan, tidak aktif.
"Tidak cuma Lion, Garuda juga terganggu. Akhirnya dua penerbangan dijadikan satu," ujar Alzog lagi.
2 Jadwal Garuda Digabung
Indahsari, Station Manager Garuda Indonesia Jambi, mengatakan adanya penggabungan penerbangan dari Jakarta ke Jambi.
Karena alasan jarak pandang di Jambi yang sangat terbatas, pesawat dengan nomor penerbangan GA 130, yang seharusnya beranjak dari Jakarta pukul 09.00 WIB, terpaksa diundur.
"Jarak pandang kurang dari 2.500 meter. Demi alasan keselamatan penumpang, maka terpaksa kita undur hingga siangnya," ujar Indahsari.
Karena kondisi jarak pandang di Jambi yang belum juga membaik, akhirnya sampai bertemu dengan jadwal penerbangan Garuda yang kedua. Mengingat jumlah penumpang yang juga bisa diangkut dengan satu pesawat saja, akhirnya diputuskan hanya satu penerbangan Garuda dari Jakarta ke Jambi.
Jakarta-Jambi baru take off pukul 12.30 dengan nomor penerbangan GA 132, dengan pesawat yang sama pukul 14.30 kembali sejumlah penumpang berangkat dari Bandara Sultan Thaha Jambi ke Jakarta dengan nomor penerbangan GA 133.
Indahsari mengatakan, sejatinya pihak Garuda sudah mengantisipasi kemungkinan penundaan terbang tersebut. Langkah yang dilakukan Garuda adalah dengan memindahkan jadwal penerbangan menjadi lebih siang, yakni dari pukul 06.00 menjadi pukul 09.00.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar